JURNALISME ONLINE – Suku Jawa termasuk suku terbesar di Indonesia. Bagi orang jawa sering kita dengar istilah pantangan. Pantangan juga biasa dikenal dengan kata ‘ora ilok”. Kata ini digunakan umumnya oleh kalangan orang tua.
Kata “ora ilok” digunakan untuk mengingatkan anak-anaknya agartidak melakukan pantangan-pantangan yang diyakini jika dilanggar akan menyebabkan sesuatu dampak yang kurang baik. Suku ini banyak menempati daerah jawa tengah,jawa timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Budaya jawa menjunjung tinggi keseimbangan, kelesarasan dan keserasian dalam kehidupan. Bagi anak-anak suku jawa pasti tidak asing dengan kata pantangan. Jum’at (22/7/2022).
Orang tua jawa menggunakan kata pantangan yang juga mereka dapatkan dari orangt uanya dahulu kemudian diajarkan ke anaknya hingga saat ini.
5 pantangan orang jawa yang tidak boleh dilanggar, jika dilanggar akan menyebabkan suatu hal tidak baik terjadi, antara lain:
1.Jangan duduk tengah pintu
Pantangan ini terutama untuk anak gadis jika dilanggar akan kesulitan mendapatkan jodoh. Juga ditujukan agar anak-anak
untuk tidak bergurau berlebihan di tengah pintu.
2.Jangan menyapu malam hari
Menyapu di malam hari menimbulkan bunyi-bunyi dan dipercaya bisa mendatangkan makhluk halus dan mempersulit datangnya rezeki.
3.Jangan makan ekor, pantat ayam (berutu)
Hal ini dipercaya bisa menjadi bodoh atau pikun, karena bagian ini mengandung lemak dikhawatirkan jika anak-anak makan berutu akan menjadi
pelupa dan juga tidak baik untuk kesehatan karena kandungan kelosterol yang tinggi.
4.Jangan duduk di atas bantal nanti pantatnya bisulan
Orang jawa identik dengan lesehan jadi banyak anak-anak yang menggunakan bantal sebagai alas. Larangan ini mengandung nasihat tidak etis bantal sebagai tempat kepala digunakan untuk pantat.
5.Jangan makan bersisa nanti ayamnya mati
Pantangan ini intinya manusia harus tahu ukuran dan tahu diri karena banyak diluar sana yang kesulitan mendapatkan makan.
Juga mengajarkan cara menghargai rezeki berupa makanan. Percaya atau tidaknya kepada pantangan-pantangan tersebut dikembalikan ke pribadi masing-masing.
Sumber: J.O